Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ekonomi

Produsen Jahe Merah di Jombang Pilih Tak Naikkan Harga, Ini Alasannya

Penulis : Adi Rosul - Editor : Nurlayla Ratri

06 - Mar - 2020, 09:33

Suyanto saat mengemasi jahe merah bubuk olahannya. (Foto : Adi Rosul / JombangTIMES)
Suyanto saat mengemasi jahe merah bubuk olahannya. (Foto : Adi Rosul / JombangTIMES)

Di tengah hebohnya virus Corona, manfaat jahe merah diyakini banyak orang dapat menjadi penangkal Coronavirus (COVID-19). Alhasil, permintaan jahe merah melonjak. Namun, permintaan yang banyak tidak membuat produsen jahe merah serbuk di Jombang menaikkan harga.

Seperti jahe merah serbuk olahan Suyanto (41), warga Dusun Segunung, Desa Carangwulung, Kecamatan Wonosalam ini. Jahe merah serbuk yang diolah oleh bapak 1 anak itu diambil dari lahannya sendiri seluas 75 meter persegi.

Dari hasil menanam di kebun belakang rumahnya di lereng Gunung Anjasmoro itu, Suyanto tidak menjual semua jahe merahnya secara mentah saat panen. Malah, kebanyakan jahe merah diolah terlebih dahulu kemudian di pasarkan.

Jahe merah diolah Suyanto bersama istrinya menjadi bubuk yang siap diseduh air. Tidak hanya jahe merah, ia juga mengolah bahan rempah lainnya seperti jahe emprit, kunyit serbuk dan temulawak.

Dikatakan Suyanto, permintaan olahan rempah-rempah miliknya itu mengalami peningkatan 3 kali lipat dari biasa. Hal tersebut diakuinya akibat banyaknya pemberitaan soal bahan rempah yang diyakini dapat mencegah virus corona.

"Biasanya perminggu 20-50 bungkus, kalau sekarang bisa 60-150 bungkus. (Bisa meningkatkan, red) Ya mungkin karena banyak berita yang menyebut salah satu yang bisa mencegah corona itu rempah-rempah, jahe merah dan kunyit putih itu," kata Suyanto saat ditemui di kediamannya, Jumat (6/3).

Kendati banyak permintaan akibat hebohnya virus Corona yang konon bisa ditangkal dengan bahan jahe merah, Suyanto enggan menaikkan harga olahan jahe merahnya. Ia beralasan bahwa bahan baku yang ia dapat tidak dari membeli di pasar, tapi dari hasil menanam di kebun dan beli tetangga rumahnya.

Olahan rempah-rempah seperti jahe merah, jahe emprit, kunyit dan temulawak milik Suyanto ini hanya tersedia kemasan 100 gram. Untuk jahe merah dan jahe emprit bubuk, dipatok dengan harga Rp 10 ribu, sedangkan kunyit dan temulawak dipatok harga Rp 8 ribu.

"Harga sementara kita masih seperti biasa. Kita kan ambil bahan baku dari sekitar sini saja," ujarnya.

Saat ini, lanjut Suyanto, permintaan jahe merah terbanyak datang dari Jombang hingga Surabaya. Tingginya permintaan jahe merah datang sejak 2 minggu ini. "Permintaan ini terbanyak dari Jombang dan Surabaya. Kalau Surabaya kita rutin kirim ke pusat oleh-oleh," tandasnya.(*)

 


Topik

Ekonomi jombang berita-jombang Produsen-Jahe-Merah virus-Corona Jahe-Merah-di-Jombang


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Tulungagung Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Adi Rosul

Editor

Nurlayla Ratri