Buntut krisis air yang dialami warga Kota Malang akibat jebolnya pipa jaringan PDAM atau Perumda Tugu Tirta Kota Malang di Desa Pulungdowo, Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang masih dikeluhkan.
Pasalnya, banyak warga terdampak yang merasa belum terlayani maksimal dari krisis air ini.
Bahkan, dari 30 ribu yang terdampak, masih menyisakan setidaknya sekitar 2.500 pelanggan yang belum mendapat fasilitas pelayanan air bersih sama sekali.
Wali Kota Malang Sutiaji, menyatakan kebocoran-kebocoran yang terus menerus terjadi sudah mulai teratasi.
Selain memanfaatkan sumur bor di kawasan buring atas, juga memakai manajemen pengelolaan penyaluran air.
"Sudah kan difungsikan di buring atas itu. Sekarang yang di bor itu ada 2 (sumbangan ya), itu mampu melayani 2000 sampai 2500 warga. Sekarang saya juga minta untuk pakai manajemen pagi dan sore. Misalnya pagi wilayah mana, sore wilayah mana, yang penting warga terdampak itu dapat tandon," ujarnya, Selasa (11/2).
Dikaitkan dengan kebocoran pipa di kawasan Supit Urang, Kecamatan Sukun ia menilai hal itu sudah teratasi.
Meski, masih berkaitan dengan pipa yang sama, namun perihal perawatannya dikatakan berbeda dengan pipa jebol di kawasan Desa Pulungdowo, Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang.
"Itu lain lagi, banyak kebocoran. Kalau yang itu (Supit Urang) ya masih berkaitan, tapi nilai perawatan aja nggak sampai seperti di sana (Tumpang)," imbuhnya.
Sejauh ini, progress pembenahan pipa jebol memang sudah dilakukan penggantian pipa baru.
Yang mana, hal ini ditargetkan selesai dalam kurun waktu sekitar 50 hari atau hampir dua bulan kedepan.
Artinya, selama itu juga masyarakat belum bisa mendapat akses layanan air bersih dengan maksimal.
Target ini juga disorot oleh anggota legislatif, yang meminta untuk konsisten menyelesaikan permasalahan perbaikan kebocoran pipa sehingga warga terdampak bisa segera mendapat akses layanan air dengan semestinya.
Lalu, apakah Pemerintah Kota (Pemkot) Malang yakin dengan target penyelesaian itu?
"Sudah jelas, ya mudah-mudahan (selesai sesuai target). Itu kan semestinya pengerjaannya hanya lima pipa sehari, kami tingkatkan kerjanya, hari ini Insyaallah sudah mulai. Saya juga akan tinjau ke lapangan," jelasnya.
Sementara, berkaitan dengan keluhan warga yang merasa tidak terlayani kebutuhan air bersihnya dengan maksimal dan harus menunggu selama kurang lebih dua bulan, ia mengaku bahwa hal itu mau tidak mau harus dijalankan.
Yang pasti, manajemen perihal penyaluran akses air akan terus dimaksimalkan untuk menunjang kebutuhan warga terdampak sementara waktu ini.
"Ya gimana, memang begitu (menunggu 50 hari). Kita sudah carikan solusi dengan manajemen tadi. Sekarang ada pengeboran di dua titik, ada di Tlogomas dan dari PDAM. Harapan kami nanti juga di kawasan bethek ada juga. Ini sudah mampu melayani kurang lebih 6.000 pelanggan," terangmya.
Lebih lanjut, Politisi Demokrat ini juga menambahkan semua upaya baik itu melalui Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) juga telah dilakukan.
Salah satunya, yang ada di kawasan Tlogowaru, Kedungkandang.
"Sudah dimaksimalkan semua, di Tlogowaru itu ada. Sudah mampu melayani 200 warga. PDAM juga sudah melakukan upaya itu," pungkasnya.