Pedagang pasar Ngunut yang menempati tempat penampungan sementara (TPS) di pasar Hewan Ngunut keluhkan pendapatan mereka yang turun drastis. Pasalnya keberadaan TPS yang jauh dari lokasi pasar Ngunut membuat pembeli enggan singgah ke TPS.
Seperti yang dikeluhkan oleh salah seorang pedagang sandal, Kartini. Kartini mengeluh pendapatanya menurun hingga 50 persen lebih, pasca pindah ke TPS. Meski demikian dirinya tidak bisa berbuat banyak, lantaran lapak daganganya ikut terbakar dalam peristiwa kebakaran pasar Ngunut November 2019 lalu.
“Kalau di Pasar Ngunut sehari bisa dapat 200 ribu perhari, sekarang 50 ribu saja ngoyo (sulit),” ujar Kartini.
Padahal dirinya sudah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mempersiapkan tempat berdagangnya. Meski pihak Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar sudah menyediakan lapak berukuran 5 kali 3 meter, namun Kartini harus membeli sendiri sekat untuk lapaknya hingga 2 juta rupiah.
“Untuk buat penutup tempat jualan setidaknya habis 2 juta,” ujar Kartini.
Akibat sepinya TPS ini, sebagian pedagang memilih untuk menutup lapak daganganya. Beberapa diantaranya memilih untuk membuka lapak ditempat lain seperti di pasar Bendilwungu.
Kartini tak sedirian. Beberapa pedagang juga mengeluhkan hal yang sama. Mereka keluhkan pendpaatan yang turun dan sepinya pembeli.
“Sekarang sepi, enggak kayak yang di Pasar Ngunut,” ujar pedagang lainya yang enggan disebuitkan namanya.
Pedagang meminta ada solusi dari dinas untuk meramaikan TPS, seperti membuat promosi atau event. Atau setidaknya dibuat papan penunjuk jalan menuju lokasi TPS, yang hingga saat ini belum terlihat dipasang.
Sementara itu kepala UPT Pasar Ngunut, Junaedi saat dihubungi oleh awak media mengaku tidak punya solusi untuk meramaikan TPS, agar kondisi jual beli bisa seperti di Pasar Ngunut yang lama. Junaedi mengaku tidak ada dukungan dari dinas untuk mengadakan promosi.
“Enggak ada anggaran (untuk promosi), dari dinas juga enggak ada,” ujar Junaedi.
Hingga saat ini ada sekitar 247 pedagang yang menempati TPS. Rencananya mereka ditempatkan ke TPS hingga pembangunana pasar Ngunut yang ditargetkan selesai akhir tahun ini.
Untuk pembangunan pasar ini membutuhkan anggaran sebesar 40 milyar yang bersumber dari Pemerintrah pusat sebesar 12 Milyar, Pemprov Jatim sebesar 18 milyar dan Pemkab Tulungagung sebesar 10 milyar.