Iklim ekonomi di Indonesia akan membaik sepanjang 2020. Hal itu dilatarbelakangi kondisi ekonomi global yang lebih kondusif dibanding tahun sebelumnya.
Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan memprediksi, kondisi global yang lebih kondusif dapat mendorong minat investasi ke pasar negara berkembang yang juga akan menguntungkan Indonesia. Selain itu, ekonomi Indonesia di 2020 juga akan mendapat efek positif dari penurunan suku bunga Bank Indonesia di 2019.
"Dampak penurunan suku bunga ke ekonomi biasanya tidak instan dan terjadi secara gradual," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima MalangTIMES.
Dia menyampaikan, yang harus menjadi perhatian dan fokus utama di 2020 adalah reformasi kebijakan pemerintah untuk menarik investasi asing. Melalui kecepatan eksekusi kebijakan reformis seperti revisi UU tenaga kerja, pemotongan pajak pendapatan korporasi, penyederhanaan regulasi atau birokrasi diharapkan menjadi katalis ekonomi dan pasar finansial 2020 yang diyakini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing.
Sementara berkaitan dengan penurunan suku bunga oleh BI, dia menjelaskan jika BI masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga. Karena tingkat suku bunga riil Indonesia saat ini merupakan salah satu yang tertinggi di antara negara kawasan. Sehingga membuka ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut.
"Namun sepertinya BI menargetkan untuk menjaga tingkat suku bunga riil Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan negara kawasan untuk menjaga daya tarik aset Indonesia," tambahnya.
Oleh karena itu, lanjut Katarina, pergerakan suku bunga ke depannya akan bergantung pada tren suku bunga global dan regional. Namun yang jelas, arah kebijakan BI diperkirakan akan tetap akomodatif di 2020.
"Jadi walaupun tingkat suku bunga tidak turun banyak, BI masih bisa melakukan pelonggaran kebijakan makroprudensial untuk mendorong pertumbuhan kredit," imbuh dia.