Nilai investasi untuk penanam modal dalam negeri (PMDN) di Kota Batu pada 2019 ini merosot jika dibandingkan pada 2018 silam. Tahun lalu, investasi yang masuk terdata sebesar Rp 262,5 miliar. Namun, periode Januari hingga November 2019, baru tercatat angka Rp 177,6 miliar.
Nilai investasi tersebut berdasarkan data Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dan Tenaga Kerja (DPMPTSP dan Naker) Kota Batu. Pihak dinas berdalih, meski nilai invetasi merosot, tetapi dari sisi jumlah proyek yang dikerjakan meningkat cukup pesat.
Jika di tahun 2018 ada 21 proyek yang digarap, tetapi tahun ini meningkat menjadi tiga kali lipat. Totalnya, ada 74 proyek yang masuk. Dari data itu, paling banyak merupakan sektor pariwisata yang meningkat tajam.
“Investasi memang turun, tapi itu tidak menjadi masalah. Yang penting sektor pariwisata naik, karena kami tidak memasang target,” kata Kepala DPMPTSP dan Naker Kota Batu Bambang Kuncoro.
Menurut Bambang, Kota Batu memang masih fokus mengembangkan sektor pariwisatanya. “Dan memang sektor pariwisata ini paling diminati, melihat jumlah wisatawan yang datang ke Kota Batu mengalami kenaikan setiap tahunnya,” imbuhnya.
Selain sektor pariwisata, lanjut Bambang, sektor hotel dan restoran juga mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2018 lalu, hanya ada 3 proyek hotel dan restoran dengan nilai investasi Rp 80,2 miliar. Di tahun 2019 ada 11 proyek dengan nilai Rp 103,9 miliar.
“Memang untuk investasi di Kota Batu ini terbatas dan tidak dibuka secara luas. Itu pun dengan catatan, yang berinvetasi harus sesuai dengan visi dan misi Wali Kota Batu,” imbuhnya.
Sektor pariwisata itu meliputi banyak sektor yakni perhotelan, transportasi, akomodasi, dan kuliner. Meski demikian, Pemkot Batu tetap menjaga kelangsungan investasi yang sudah ada, untuk menjaga kelestarian lingkungan di Kota Batu.
Selain itu menurunnya nilai investasi dibanding tahun sebelumnya lataran izin yang semakin diperketat.