Kasus carier difteri di Kota Malang beberapa waktu lalu sempat mencuat dan menimbulkan perbincangan publik. Lantaran, apabila salah seorang anak mengidap positif difteri dan menularkan ke anak lainnya hal itu dinilai cukup meresahkan.
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang bertindak cepat guna mengantisipasi penyebaran tersebut.
Namun, tahukah anda jika salah satu penyebab munculnya gejala infeksi dari bakteri difteri ini karena kurangnya kelengkapan imunitas. Yakni, dengan melakukan imunisasi dasar lengkap (IDL) untuk mencegah penyakit mampir ke tubuh anak.
Tetapi umumnya orang tua tidak memahami vaksin apa saja yang harus diberikan kepada anak dan mulai kapan.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif menjelaskan jumlah pemberian jenis imunisasi masing-masing berbeda dan menyesuaikan usia anak. Biasanya, anak dengan usia di bawah satu tahun akan mendapatkan imunisasi dasar secara cuma-cuma baik di Puskesmas dan Rumah Sakit.
"Orang tua juga harus aktif memeriksa status imunisasi dasar anak. Kemudian memastikan ketika di sekolah sang anak mengikuti Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)," ungkapnya.
Khusus untuk imunisasi difteri, ia menjelaskan paling tidak diberikan sebanyak tiga kali. Yakni, saat anak berusia di bawah 1 tahun, kemudian pada usia 18 bulan, serta saat anak sudah berada di kelas 1, 2, dan 5 sekolah dasar.
"Kemudian, selama di sekolah dasar itu minimal juga diberikan tujuh kali imunisasi tambahan lainnya. Itu sudah program pemerintah," jelasnya.
IDL untuk anak itu terdiri dari imunisasi Hepatitis B (HB), imunisasi tuberkulosis (BCG), imunisasi Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, serta Pneumonia (DPT-HB-Hib), imunisasi Polio serta imunisasi Campak (MR).
Nah, apabila imunisasi-imunisasi itu dilakukan sesuai jadwal dan lengkap, ia menjamin ketika seorang anak sudah memasuki usia remaja, maka tubuhnya sudah mendapatkan kekebalan sempurna untuk seumur hidupnya.
"Sedangkan mereka yang tidak pernah imunisasi atau tidak lengkap, akan rentan terpapar bakteri itu. Karena kekebalan tubuhnya tidak maksimal," tandasnya.