Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Hukum dan Kriminalitas

Tahun Ini, 4 Predator Anak Berhasil Ditangkap di Tulungagung

Penulis : Joko Pramono - Editor : Heryanto

26 - Nov - 2019, 17:35

Koordinator Unit Layanan Terpadu Perlindungan Sosial Anak Integratif (ULT PSAI) Tulungagung, Sunarto (foto : Joko Pramono/Jatim Times)
Koordinator Unit Layanan Terpadu Perlindungan Sosial Anak Integratif (ULT PSAI) Tulungagung, Sunarto (foto : Joko Pramono/Jatim Times)

Dalam kurun waktu 2019, setidaknya ada 5 kasus pencabulan sesama jenis yang melibatkan anak di Kabupaten Tulungagung. Dari ke 5 kasus itu ada 14 korban anak-anak, 13 anak laki-laki dan 1 anak perempuan.

Koordinator Unit Layanan Terpadu Perlindungan Sosial Anak Integratif (ULT PSAI) Tulungagung, Sunarto, saat ini melakukan pendampingan terhadap ke 14 anak korban pelecehan seksual itu.

“Kita dampingi proses hukumnya, dan penguatan kondisi psikologi anak dan pemulihan psikologisnya,” ujar Sunarto, Selasa (26/11/19).

Tiap kasus memiliki jumlah korban berbeda-beda. Kasus pelecehan dengan tersangka Roni, warga Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol pihaknya mendampingi satu korban dibawah umur, Poernanda, warga Deda Bangoan, Kecamatan Kedungwaru pihaknya mendampingi dua korban anak dibawah, tersangka Muhajir, alias bang jeck warga Desa/Kecamatan Ngantru pihaknya mendampingi empat korban anak dibawah umur, 1 korban pencabulan sesama perempuan dan terakhir tersangka Muanam alias Mayar yang terungkap beberapa waktu lalu pihaknya mendampingi enam korban masih di bawah umur.

Saat disinggung tingginya kasus pencabulan yang melibatkan anak, pria ramah ini jelaskan pola pengasuhan yang salah dalam keluarga menjadi factor utama. Dirinya mencontohkan orang tua yang cenderung acuh saat anaknya pulang melebihi jam 10 malam memperbesar resiko anak menjadi korban pelecehan seksual.

Dirinya melanjutkan, kebutuhan akan gawai dan internet membuat anak memilih berlama-lama di warung kopi yang tersedia WIFI daripada berada di rumah bersama keluarga.

Dirinya juga mengkritik sistem pendidikan saat ini yang dianggap gagal memberikan perubahan mental pada peserta didik.

“Internet, gadget itu menuntut pola hidup yang hedonis, sementara sekolah tidak bisa mengimbanginya,” tegas Sunarto.

Dari catatan yang dimiliki oleh PSAI, kejadian pelecehan sesama jenis ini baru marak terjadi di tahun 2019. Pihaknya merekomendasikan pada pemerintah Kabupaten untuk memberikan pelatihan atau pemberdayaan orangtua dalam hal pengasuhan anak, termasuk dengan menggunakan dana desa.

“Bagaimana dari pemerintah daerah memberikan penguatan pengasuhan dari sisi pembangunan manusia,” terang Sunarto.

Sunarto menerangkan, untuk meminimalisir kejadian serupa, dibutuhkan peran orang tua. Harus ada komunikasi yang jujur antara anak dan orang tua. Dalam hal penggunaan internet misalnya, orangtua tak seharusnya mengekang keinginan anak untuk menggunakan internet, orang tua dan anak harus sepakat menggunakan internet, asalkan untuk memacu hal-hal yang positif.

“Orangtua dan anak ini sepakat menggunakan hal-hal yang positif sehingga berguna untuk kehidupanya mendatang,” ujarnya.

Tak hanya di lingkup keluarga,namun hal itu juga harus ditanamkan di dunia sekolah.

Pihaknya memandang perlu bagi pemerintah untuk menyediakan spot WIFI gratis dengan pembatasan akses ke situs-situs tertentu. Hal itu dilakukan untuk meberikan edukasi bagi anak tentang penggunaan internet yang positif.

 


Topik

Hukum dan Kriminalitas tulungagung-berita-tulungagung kasus-pencabulan-sesama-jenis-di-TUlungagung ULT-PSAI-Tulungagung kasus-pencabulan-di-Tulungagung


Bagaimana Komentarmu ?


JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Tulungagung Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Joko Pramono

Editor

Heryanto