Harga cabe rawit kini kian melambung. Di pasar Ngemplak, pasar grosir buah dan sayur harga cabe rawit sudah mencapai Rp 70 ribu per kilo. Padahal 2 bulan lalu saat Hari raya Idul Fitri, harga cabe rawit hanya sekitar Rp 8-10 ribu per kilo.
Kemaikan tajam ini dikeluhkan oleh pedagang dan ibu rumah tangga. Erika misalnya, pedaganag sayur dan bumbu di Pasar Ngemplak ini. Sejak kenaikan harga cabe ini, dirinya tidak lagi menyetok cabe sebanyak biasanya.
Penjualan pun juga mengalai penurunan. Dari yang biasanya per hari dia bisa menjual 20 kilo cabe, kini hanya 10 kilo cabe perhari.
“Ada penurunan permintaan dari pembeli,” ujar Erika.
Kenaikan harga cabe ini kata Erika disebabkan minimnya stok cabe.
Kenaikan cabe mulain dirasakan sejak seminggun yang lalu. Seminggu yang lalu cabe masih bertengger di harga Rp 60 ribu perkilo. Dirinya berharap agar harga cabe segera kembali ke semula.
Cabe di Tulungagung biasanya diambil dari wilayah Kediri.
Sementara itu pengusaha makanan dan sayur jadi di wilayah Botoran, Fitri juga mengeluhkan harga cabe yang kian tak bersahabat.
Komoditas berasa pedas ini memang dibutuhkan dalam tiap masakannya berupa sayur matang dan lauk. Sehari Fitri bisa menghabiskan hingga 1 kilo cabe dalam olahanya.
“Kala kondisi begini keuntungan manurun,” ujar wanita bertubuh subur itu.
Mau tidak mau, Fitri mengurangi takaran cabe dalam masakanya, agar tidak terlalu mengurangi keuntunganya.