Tingginya intensitas hujan yang terjadi sejak Rabu (06/03) sore hingga Kamis (07/03) siang mengakibatan banjir di sejumlah titik di Tulungagung. Banjir terjadi lantaran saluran air di wilayah perkotaan sudah tidak mampu lagi menampung curah hujan yang cukup tinggi.
Air juga merendam sejumlah pemukiman, seperti di Desa Waung, Kecamatan Boyolangu. Banjir di wilayah ini disebabkan jebolnya tanggul sungai yang berada di desa itu. Selain di Desa Waung, air juga merendam pemukiman di Desa Demuk, Kecamatan Pucang Laban.
Di dua desa itu terhitung ada puluhan rumah yang terendam dan terisolasi. “Jadi, di desa Demuk kecamatan Pucanglaban dan di desa Waung, Kecamatan Boyolangu. Total rumah yang terendam itu ada 83 rumah," Ujar Plt Bupati Tulungagung Maryoto Birowo saat meninjau banjir di Desa Waung, Kamis (7/3/19) siang tadi.
Dalam musibah banjir ini tidak ada korban jiwa. Namun sejumlah ternak dikabarkan hilang dan mati lantaran terendam air.
Untuk menghindari kematian ternak lebih banyak lagi, warga mengungsikan ternak mereka ke tempat yang tidak terendam air. “Beberapa hewan peliharaan diungsikan karena kandangnya terendam banjir,” ungkapnya.
Untuk meringankan beban warga, pemkab memberikan bantuan makanan yang bisa digunakan saat darurat. Untuk tanggul yang jebol, pemkab bakal berkoordinasi dengan instansi samping untuk segera menuntaskan masalah tersebut agar tidak terjadi banjir yang berkepanjangan.
“Kami berikan sembako untuk keadaan darurat. Sekaligus perbaikan untuk tanggul yang jebol akan kamiusahankan segera,” tegas Maryoto.
Sementara itu, menurut Marni, salah satu warga Desa Waung, banjir sebesar ini baru terjadi kali ini karena tanggul yang jebol dan berimbas pada meluapnya air tanggul ke persawahan dan perumahan milik warga. “ini ya gara gara tanggul yang jebol itu. Kalau ndak, ya ndak mungkin seperti ini,” pungkas Marni. Dia berharap pemerintah segera melakukan perbaikan agar masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa.