Buntut aksi tarian semi bugil dalam komunitas motor CBR Tulungagung, Ketua Umum Paguyuban Honda, Yoga Setyawan Rarasto memberikan klarifikasi terhadap berita yang berkembang dan merebak di media sosial.
Yoga mengatakan dalam tulisan yang diunggah divisi IT Paguyuban Honda Tulungagung (PHT) menjelaskan jika Unit Dikyasa bukan dilibatkan di dalam event yang menyuguhkan tarian erotis.
"Tetapi Dikyasa itu membina PHT untuk memberi arahan dalam embuat acara yang bermuatan positif dan bermanfaat untuk banyak orang," kata Yoga dalam klarifikasinya
Yoga juga membantah jika pihak PHT menghapus unggahan tulisan di Webnya, menurutnya tulisan itu hilang dengan sendirinya.
"PHT tidak pernah menghapus tulisan klarifikasi tersebut, entah mengapa tulisan hilang dengan sendirinya," tegasnya
Selain itu kata Yoga, tulisan berita dari PHT itu adalah tulisan kutipan dari narasumber Club CBR kota lain dan tidak ada tulisannya yang menuliskan bahwa Polres mendukung kegiatan semacam itu.
"Untuk inti Klarifikasi sebenarnya, PHT hanya menginfokan bahwa club CBR bukan merupakan bagian dari PHT, bahkan kami menuliskan dibina dikyasa itu karena memang PHT dibina oleh Dikyasa," pungkasnya.
Ketua umum Paguyuban juga meralat situs yang benar PHT adalah www.phtulungagung.or.id bukan .co.id
PHT dan Humas Polres Tulungagung menurut Yoga hanya terjadi miskomunikasi karena selama ini kegiatannya berurusan langsung dengan Unit Dikyasa dan tidak ada komunikasi dengan pihak Humas.
Sebelumnya, Humas Polres Tulungagung Semprot PHT Tulungagung yang merilis klarifikasi atas acara yang diduga bermuatan pornoaksi yang dilakukan komunitas Honda CBR di salah satu hotel.
Polres menolak dengan tegas institusinya dibawa-bawa yakni unit Dikyasa meski bermaksud memperjelas bahwa PHT di bawah binaanya.
"Mohon maaf kami dari Polres tidak pernah mendukung kegiatan bernuansa pornografi, walaupun di intern komunitas. Mohon klarifikasi pemberitaan ini," tulis Akun Polres Tulungagung dalam komentar di Web www.phtulungagung.or.id.
Akhirnya setelah beberapa lama menerima teguran, klarifikasi yang telah diposting tidak ditemukan lagi (dihapus) dari Web tersebut.
Kasubag Humas Polres Tulungagung Iptu Sumaji mengingatkan agar polisi tidak dilibatkan dalam kegiatan yang kental dengan pelanggaran itu meski bermaksud klarifikasi.
"Jadi kami Tegaskan, untuk Dikyasa memang membina komunitas dalam rangka kegiatan tertib lalu lintas. Namun jika diluar ketentuan, apabila ada kegiatan erotis seperti itu tidak boleh (kami dilibatkan)," kata Sumaji.
Sumaji meminta agar klarifikasi yang dilakukan tidak membawa institusi di kepolisian meski dinyatakan acara internal komunitas.
"Meskipun acara itu internal, di dalam ruangan pun itu tidak boleh dilakukan," tegasnya