Menu Makan Bergizi Gratis di SDN Dinoyo 2 Terpapar Mikroba, Ini Temuan Dinkes Malang
Reporter
Hendra Saputra
Editor
A Yahya
14 - Oct - 2025, 08:08
JATIMTIMES - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang selama ini digadang-gadang sebagai salah satu upaya peningkatan gizi anak sekolah di Kota Malang, justru menyisakan catatan serius. Pasalnya, hasil uji laboratorium terbaru mengungkap fakta mengejutkan, sejumlah menu makanan MBG di SDN Dinoyo 2 mengandung mikroba.
Temuan ini diumumkan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif. Ia bersama Puskesmas Dinoyo melakukan pengambilan sampel pada Kamis (9/10/2025) lalu.
Baca Juga : RSI Unisma Buktikan Kiprah Sosialnya, Partisipasi dalam Khitanan Massal dan Pengobatan Gratis di Randuagung
Husnul menjelaskan bahwa uji laboratorium dilakukan menggunakan metode sanitarian kit dengan teknik penanaman mikroba selama 48 jam. Sampel makanan yang diperiksa meliputi ayam suwir, tahu goreng, tumis wortel, jagung, buncis, dan nasi putih.
“Dari hasil pengujian, hanya tahu goreng yang terbukti tidak mengandung mikroba. Sementara ayam suwir, tumis sayuran, dan nasi putih mengandung mikroorganisme yang seharusnya tidak ada dalam makanan siap konsumsi,” ungkap Husnul, Selasa (14/10/2025).
Dinkes menyimpulkan bahwa kontaminasi mikroba kemungkinan besar bersumber dari ompreng atau wadah makanan yang tidak dicuci dengan bersih. Bahkan, sisa menu sebelumnya seperti ikan dori yang tidak dicuci sempurna, turut memicu pencemaran. "Selain ompreng yang kurang higienis, ayam suwir juga ditemukan dalam kondisi belum benar-benar matang, bahkan masih terdapat sedikit kuah," lanjutnya.
Lebih memprihatinkan lagi, proses memasak di dapur penyedia menu MBG diketahui menggunakan air sumur. Faktor ini, ditambah penyimpanan makanan yang tidak stabil suhunya, turut berkontribusi pada penurunan kualitas dan keamanan makanan.
Sebagai langkah korektif, Dinkes bersama Dinas Ketahanan Pangan (Dispangtan) merekomendasikan penggunaan air panas untuk mencuci ompreng serta mengganti air sumur dengan air PDAM dalam proses memasak. Selain itu, suhu penyimpanan makanan juga harus diawasi secara ketat agar tetap memenuhi standar.
“Kami sudah beri pelatihan kepada seluruh penjamah makanan. Ke depan, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) harus mematuhi SOP secara ketat. Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) akan terus dilakukan untuk memastikan perbaikan berjalan,” tegas Husnul.
Baca Juga : SPPG Nikmat Barokah Masak 3.960 Porsi MBG Setiap Hari, Ini Tipsnya untuk Hindari Keracunan
Dalam pengawasan terbaru, Dinkes mencatat bahwa masih ada beberapa dapur MBG di Kota Malang yang belum memenuhi standar sanitasi yang ditetapkan. Rekomendasi pembenahan pun telah dikeluarkan untuk dapur-dapur tersebut, dan inspeksi lanjutan akan dilakukan dalam waktu dekat.
Program MBG sejatinya bertujuan mulia, yakni memberikan asupan bergizi secara gratis kepada pelajar. Namun, niat baik ini bisa tercoreng bila pelaksanaannya tidak diimbangi dengan kehati-hatian serta penerapan standar kebersihan yang memadai.
“Kami ingin pastikan program MBG tetap berjalan, namun tidak membahayakan kesehatan anak-anak. Karena itu, pengawasan akan kami tingkatkan,” tutup Husnul.