Pesan Tegas MUI untuk Prabowo: Hati-Hati dengan Manuver Donald Trump di Gaza
Reporter
Mutmainah J
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
14 - Oct - 2025, 11:01
JATIMTIMES - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengingatkan Presiden Prabowo Subianto agar berhati-hati terhadap manuver Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam isu perdamaian Gaza. Ia menilai langkah Trump tidak menunjukkan upaya penyelesaian komprehensif dan justru berpotensi merugikan perjuangan rakyat Palestina.
Dalam pernyataannya kepada wartawan, Selasa (14/10), Anwar Abbas menegaskan bahwa perang di Gaza tidak akan benar-benar berhenti sampai Israel mengakui hak kemerdekaan rakyat Palestina.
Baca Juga : Duel Truk Tebu di Talun, Jalur Blitar–Malang Lumpuh hingga Magrib
“Jika Israel tidak mau menghormati hak-hak dari rakyat Palestina untuk merdeka, dan tetap dengan pendiriannya tidak mau mengakui Palestina sebagai negara yang berdaulat, maka selama itu pula rakyat Palestina tidak akan berhenti berperang dan melakukan perlawanan terhadap Israel,” ujarnya.
Seperti diketahui, Presiden Prabowo menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Gaza yang digelar di Mesir pada Senin (13/10). Dalam forum itu, berbagai negara membahas langkah konkret untuk menghentikan konflik dan menciptakan stabilitas di kawasan Timur Tengah.
Namun, Anwar Abbas mengingatkan agar Indonesia tidak terjebak dalam strategi politik Amerika Serikat yang dianggap penuh kepentingan.
“Kita meminta Prabowo agar lebih berhati-hati dalam menghadapi manuver Donald Trump, karena kita tidak mau beliau terjebak oleh siasat dan niat buruk yang dibangun serta dikembangkan oleh Trump,” tegasnya.
Menurutnya, konsep perdamaian yang diusung Trump bukan solusi menyeluruh (komprehensif), melainkan hanya bersifat parsial dan tidak berpihak pada Palestina.
“Trump sejak lama sudah mengatakan bahwa dia tidak menyetujui berdirinya negara Palestina. Jadi dari sikap itu jelas bahwa konsep perdamaian yang dibawanya tidak akan memberi kesempatan kepada bangsa Palestina untuk merdeka,” tambahnya.
Lebih lanjut, Anwar Abbas berharap Presiden Prabowo dapat bersikap tegas dalam KTT tersebut dengan mendesak AS agar mengakui kemerdekaan Palestina. Ia menilai tanpa pengakuan tersebut, hasil KTT tidak akan membawa arti penting bagi perjuangan rakyat Palestina.
"Jika KTT memutuskan akan membentuk pemerintahan transisi, maka Prabowo harus menolak jika pemerintahan itu dipimpin oleh Amerika Serikat. Karena jika itu yang terjadi, Gaza tidak akan diberikan kembali kepada Palestina, melainkan kepada Israel,” ujarnya menegaskan.
Baca Juga : Eksplorasi dan Identifikasi Kondisi Sungai Brantas, Kick Off Susur Sungai 2025 Dimulai di Kota Batu
Ia juga mengingatkan agar Prabowo tetap berpegang pada amanat konstitusi Indonesia, yang dengan jelas mendukung kemerdekaan bagi setiap bangsa dan menolak segala bentuk penjajahan.
“Prabowo harus bisa mempertegas sikap Indonesia dalam penyelesaian konflik Israel–Palestina sesuai dengan semangat dan amanat konstitusi,” pungkasnya.
Sebelumnya, Donald Trump mengumumkan bahwa perang di Gaza telah berakhir setelah Hamas membebaskan 20 sandera yang masih hidup pada Senin (13/10) waktu setempat. Proses pembebasan dilakukan sesuai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.
Menurut laporan televisi publik Israel yang dikutip AFP dan Al Arabiya, para sandera diserahkan dalam dua kelompok kepada perwakilan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Jalur Gaza. Mereka kemudian dibawa menuju wilayah Israel.
Tujuh sandera pertama dibebaskan pada pagi hari, sementara tiga belas lainnya dilepaskan di wilayah Khan Younis, Gaza bagian selatan, pada sore hari waktu setempat.
Meski begitu, sejumlah pihak internasional menilai gencatan senjata ini belum menjadi jaminan perdamaian permanen. Banyak pengamat, termasuk tokoh-tokoh dari Indonesia seperti Anwar Abbas, menilai perdamaian sejati baru akan terwujud bila Palestina diakui sebagai negara merdeka dan Israel menghentikan pendudukan atas wilayah tersebut.