Mu’aqibat, Malaikat Penjaga yang Tak Pernah Lepas dari Manusia
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Yunan Helmy
03 - Oct - 2025, 10:01
JATIMTIMES - Ada momen tertentu dalam hidup ketika manusia merasa selamat dari bahaya yang mestinya mustahil dihindari. Misal, seorang pengendara motor yang hampir ditabrak truk besar namun lolos tanpa luka, atau seseorang yang terhindar dari bencana hanya dalam hitungan detik.
Banyak orang menyebutnya keberuntungan. Namun dalam keimanan Islam, keselamatan semacam itu diyakini sebagai bagian dari peran malaikat penjaga yang disebut Mu’aqibat.
Baca Juga : Ramalan Zodiak 3 Oktober 2025: 5 Zodiak Panen Rezeki dan Keberuntungan Finansial
Keberadaan malaikat ini ditegaskan dalam firman Allah pada Surah Ar-Ra’d ayat 11. Ayat ini menjadi dasar bahwa setiap manusia tidak pernah benar-benar sendirian. Ada malaikat yang menyertai, menjaga perjalanan hidup manusia sesuai perintah Allah.
"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (QS Ar-Ra'd).
Ulama besar seperti Ibnu Abbas menegaskan bahwa Mu’aqibat adalah malaikat yang melindungi manusia dari bahaya, selama belum ditakdirkan untuk terjadi. Ibnu Katsir bahkan merinci bahwa setiap manusia ditemani empat malaikat: dua malaikat pencatat amal baik dan buruk yang berada di kanan dan kiri, serta dua malaikat penjaga yang berada di depan dan belakang. Mereka inilah yang disebut sebagai Mu’aqibat, malaikat yang senantiasa bergantian mengiringi manusia, pagi dan malam.
Rasulullah SAW menggambarkan malaikat ini sebagai penjaga yang bergiliran siang dan malam. Mereka berkumpul pada waktu Subuh dan Asar, lalu naik menghadap Allah. Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah disebutkan bahwa Allah bertanya kepada para malaikat tentang keadaan hamba-Nya. Mereka menjawab: “Kami tinggalkan mereka dalam keadaan salat, dan kami mendatangi mereka juga dalam keadaan salat.”
Hadis ini menunjukkan bahwa Mu’aqibat bukan sekadar penjaga fisik, tetapi juga saksi spiritual. Mereka hadir dalam momen ibadah manusia, menjadi penghubung antara hamba dan Sang Pencipta.
Baca Juga : Amalan Ini Pahalanya Setara Salat Sunah Semalam Suntuk
Secara bahasa, kata Mu’aqibat berasal dari akar kata ‘aqaba yang berarti bergiliran atau silih berganti. Nama ini merujuk pada tugas mereka yang memang bergantian antara malam dan siang. Itulah sebabnya, Mu’aqibat disebut juga malaikat pagi dan malam.
Mereka bukan malaikat yang hanya mencatat amal, melainkan khusus menjaga manusia dari berbagai keburukan, baik yang tampak maupun yang tak terlihat.
Jika bukan karena Mu’aqibat, manusia mungkin tak sanggup bertahan di dunia yang sarat bahaya, apalagi dengan gangguan iblis yang tak pernah berhenti memusuhi keturunan Adam. Keberadaan Mu’aqibat memberi pelajaran penting bahwa keselamatan manusia bukan hanya hasil kewaspadaan atau kekuatan diri. Ada kuasa Allah yang bekerja melalui malaikat-malaikat-Nya.