Kilang Pertamina Dumai Kebakaran, Bagaimana Stok Pertalite dan Solar?

Reporter

Binti Nikmatur

Editor

Dede Nana

02 - Oct - 2025, 02:35

Penampakan kebakaran di Kilang Dumai terjadi sekitar pukul 21.00 WIB pada Rabu (1/10/2025). (Foto: X)

JATIMTIMES - Kebakaran di Kilang Dumai terjadi sekitar pukul 21.00 WIB pada Rabu (1/10/2025). Api berhasil dikendalikan dan dipastikan padam pada pukul 23.20 WIB. Akibat kebakaran ini, Kilang Dumai menjadi trending dalam penelusuran Google, hingga Kamis (2/10/2025) siang. Banyak warganet yang mencaritahu stok pertalite dan solar pasca kebakaran tersebut. 

Menanggapi hal ini, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) memastikan kondisi pasokan bahan bakar minyak (BBM) tetap aman pasca kebakaran yang melanda Kilang Dumai. 

Baca Juga : Solidaritas Tagana Kota Batu: Sayur Segar untuk Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

Area Manager Communication, Relations, & CSR RU Dumai, Agustiawan, menegaskan bahwa stok BBM berada dalam kondisi terkendali setelah api berhasil dipadamkan. Menurutnya, distribusi Pertalite (RON 90) sama sekali tidak terganggu akibat insiden tersebut.

“Dengan dukungan kilang-kilang lain di seluruh Indonesia, kami memastikan tidak ada gangguan suplai untuk masyarakat. Stok dan distribusi BBM tetap berada pada level aman,” ujar Agustiawan dalam keterangan tertulis, Kamis (2/10/2025).

Agustiawan menjelaskan, pasokan Pertalite untuk wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) tetap berjalan normal. Sedangkan untuk BBM jenis Solar di Dumai dan Siak, serta kebutuhan Avtur di Pekanbaru, kilang masih mampu memenuhi permintaan seperti biasa.

Namun, untuk wilayah Sumbagut lainnya, pasokan dialihkan dari kilang Pertamina lain agar distribusi tetap lancar. “Terima kasih atas dukungan seluruh pihak. Kami percaya, dengan sinergi dan langkah responsif, dampak kejadian ini dapat tertangani dengan baik tanpa menimbulkan gangguan berarti bagi masyarakat,” tambahnya.

Pasca kebakaran, Pertamina melakukan koordinasi intensif dengan aparat dan pemerintah daerah, serta melakukan pemantauan lingkungan secara berkelanjutan untuk menjamin keamanan masyarakat sekitar. Saat ini, operasional utama kilang tetap berlangsung aman dan aktivitas warga tidak terganggu.

Sementara itu, investigasi penyebab kebakaran sedang dilakukan untuk memastikan langkah pencegahan lebih optimal di masa mendatang.

Baca Juga : Daging Ayam dan Emas Picu Inflasi Kota Probolinggo

Untuk diketahui, Dumai atau Refinery Unit II merupakan salah satu kilang strategis milik Pertamina dengan kapasitas pengolahan minyak mentah hingga 170.000 barel per hari (bph).

Produk yang dihasilkan mencakup Solar, Avtur, Pertalite, Pertadex, MFO-LS, LSFO, UCO, NBF, Smooth Fluid, LPG, hingga Green Coke. Kilang ini beroperasi di dua lokasi, yaitu Dumai dan Sungai Pakning, Riau.

Kilang Sungai Pakning lebih dulu dibangun pada 1969, kemudian disusul Kilang Dumai pada 1981. Perannya sangat vital karena memasok sekitar 16% kebutuhan energi nasional, terutama untuk wilayah Sumbagut dan sebagian Kalimantan.

Secara historis, kilang ini dikenal masyarakat lokal dengan sebutan “Kilang Minyak Putri Tujuh”. Nama tersebut merujuk pada Pesanggrahan Putri Tujuh yang berada di dalam area kilang, terkait dengan legenda asal-usul Kota Dumai.