Baliho Klub Malam Dibalik Jadi Papan Putih, Disdikbud Ingatkan Etika Promosi
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Yunan Helmy
19 - Sep - 2025, 06:17
JATIMTIMES - Baliho promosi sebuah klub malam yang sempat bikin geger di Kota Malang kini sudah tak terlihat lagi. Papan reklame berukuran besar di kawasan Jalan Soekarno-Hatta itu tidak dicopot, melainkan hanya dibalik sehingga yang tampak sekarang hanyalah papan putih kosong.
Padahal sebelumnya, baliho tersebut menampilkan tulisan besar “Selamat Datang Maba 2025 from Xoan Social Hub” yang langsung viral di media sosial. Alih-alih dianggap iklan biasa, penggunaan istilah maba atau mahasiswa baru dalam promosi hiburan malam itu memicu keresahan publik, mengingat Malang dikenal luas sebagai “kota pendidikan.”
Baca Juga : Baliho Selamat Datang Maba dari Klub Malam Viral, Citra Kota Pendidikan Malang Jadi Taruhan
Meski sudah berganti wajah menjadi kosong, hilangnya baliho tersebut tidak serta-merta meredakan perdebatan. Warga sekitar pun mengaku tidak mengetahui kapan tepatnya papan itu dibalik.
“Tiba-tiba sudah tidak ada. Cuma tinggal papan putih,” ujar seorang warga yang enggan menyebutkan namanya.
Langkah membalik baliho tanpa benar-benar mencopotnya justru meninggalkan tanda tanya. Publik menilai kontroversi sudah telanjur terlanjur menyebar dan merusak kesan etika promosi di kota pelajar ini.
Sementara itu, nomor admin reservasi dari Xoan Social Hub Malang yang tertera di akun Instagramnya, ketika dikonfirmasi belum memberikan respons terkait hal tersebut.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang Suwarjana menegaskan agar pelaku usaha hiburan lebih berhati-hati dalam membuat materi promosi. Menurut dia, bahasa yang identik dengan dunia kampus tidak sepatutnya dipakai dalam iklan hiburan malam.
Baca Juga : Kemenag Kota Malang Dorong UMKM Bangkit Lewat Pasar Rakyat yang Jadi Bagian Program PREMIUM
“Kami imbau saja, kalau mau promosi gunakan bahasa umum, jangan bahasa yang lekat dengan dunia kampus. Malang ini kan dikenal sebagai kota pendidikan. Jangan sampai citra itu tercoreng,” tegas Suwarjana.
Polemik ini juga menimbulkan kekhawatiran lain: mahasiswa baru yang masih beradaptasi dengan lingkungan kampus bisa salah menangkap pesan. Promosi bernuansa akademik yang diarahkan ke ranah hiburan malam dinilai rawan menimbulkan salah persepsi, terutama bagi pendatang yang baru mengenal atmosfer kota.