Terkesan Nilai Spiritual, Dancer Australia Ketagihan Ikut Bantengan Nuswantara

03 - Aug - 2025, 07:50

Para bule saat mengontrol aksi bantengan di Trance Festival Bantengan Nuswantara di Kota Batu, Minggu (3/8/2025). (Foto: Irsya Richa/ JatimTIMES)

JATIMTIMES - Trance Festival Bantengan Nuswantara ke-17 menjadi daya tarik tersendiri bagi seniman asal Australia yang berlangsung di Kota Batu, Minggu (3/8/2025). Baginya kesenian tradisional Jawa tersebut punya nilai spiritual yang tinggi.

Sejumlah 14 seniman dari Chili, Columbia, Jepang Australia, Belanda, Malaysia, Hongkong, India tampil memukau. Ya kontingen bantengan intenasional menjadi daya pikat tersendiri bagi ribuan masyarakat yang menonton.

Baca Juga : Tangis Haru Selimuti WBP Lansia di Kota Malang saat Terima Amnesti

Tentunya mereka pun berjalan dari start Stadion Brantas menuju Jalan Agus Salim, Jalan Panglima Sudirman hingga finish di depan rumah dinas Wali Kota Batu.

Ya para seniman itu datang jauh dari negara untuk ikut meramaikan Bantengan Nuswantara. Saat ritual, seluruh bantengan harus duduk di hadapan dupa dan bunga serta memanjatkan doa bersama.

Setelah doa usai dipanjatkan, air campuran bunga langsung diguyurkan kepada bantengan. Terlihat para bule-bule itu saat beraksi memegang tanduk banteng dan bertugas mengontrol aksi peserta bantengan yang tak terkendali.

Mereka tampak nyaman mengikuti jalannya Bantengan Nuswantara. Seperti halnya seniman sekaligus dancer asal Australia, Toni Yap mengaku antusias bisa bergabung dengan Bantengan Nuswantara.

“Ini bukan kali pertama saya ikut, tapi setiap momen ini yang saya tunggu-tunggu untuk terlibat dan beraksi bersama,” ungkap Toni usai melakukan pertunjukkan.

Baginya kesenian bantengan ini menarik untuk diikuti. Karena punya nilai spiritual yang tinggi serta kesenian yang perlu dilestarikan di tengah modernisasi.

Ia pun menceritakan mengenali bantengan dari salah satu seniman di Kota Batu. Saat itu Toni mulai mencari tahu dan tertarik mengetahui lebih dalam.

“Saya mengetahui ini sebelumnya sudah dari seniman Kota Batu. Lalu saya mencari tahu mengenai hal ini sudah lama, menurut saya kebudayaan ini harus dilestarikan,” imbuh Tony.

Baca Juga : KKN Unikama Jadi Jalan Mahasiswa Hadapi Masalah Nyata di Desa

Menurut Toni, kesenian dan kebudayaan ini perlu dilestarikan karena merupakan  warisan turun temurun. Yang membuatnya terarik juga adalah ikatan spiritual yang kental.

Sementara itu Ketua Bantengan Nuswantara, Agus Riyanto mengatakan Bantengan Nuswantara ke-17 ini digelar untuk melestarikan budaya nuswantara. Total ada ribuan seniman bantengan dari 135 kontingen yang berpartisipasi.

“Para seniman ini berasal dari Komunitas Bantengan se Jawa Timur. Mulai dsir wilayah Ponorogo, Jombang, Blitar, Kediri, Malang Raya dan berbagai daerah lain,” ungkap Agus Tubrun sapaan akrabnya.

Sedangkan para wisman atau seniman Bantengan Internasional hadir karena sudah menjadi anggota Bantengan Nuswantara sejak tahun 2009. Sehingga mereka selalu hadir ketika ada event Bantengan di salah satu negara itu.

“Begitu juga kami terus intens berkomunikasi dan bersilaturahmi sampai ke mancanegara,” ujar Agus Tubrun.